Main Article Content
Abstract
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada
penelitian ini adalah mahasiswa semester dua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI
Pacitan, tahun 2012. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling.
Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan teknik Certainly of Response Index
(CRI) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Sedangkan identifikasi gaya belajar mahasiswa dilakukan
dengan menggunakan angket gaya belajar mahasiswa. Analisis data hasil penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi gaya belajar subyek penelitian adalah 75%
mahasiswa mempunyai gaya belajar visual, 19% dengan gaya belajar kinestetik, dan 6% auditorial.
Proporsi miskonsepsi didominasi sub pokok bahasan kekongruenan (88%), selanjutnya ciri-ciri habis
dibagi (47%), pengkongruenan linier (44%), dan persamaan linier diophantus sebesar 40%. Mahasiswa
dengan gaya belajar auditorial lebih banyak mengalami miskonsepsi pada materi kekongruenan (80 %),
demikian juga pada gaya belajar visual (90%), dan kinestetik (82%). Sedangkan pada materi ciri-ciri
habis dibagi, pengkongruenan linier, dan persamaan linier diophantus, berturut-turut untuk gaya belajar
auditorial (60%, 60%, 40%), gaya belajar visual (54%, 45%, 43%), dan gaya belajar kinestetik (18%,
35%, 29. Miskonsepsi pada mahasiswa dengan semua gaya belajar lebih banyak disebabkan reasoning
yang tidak lengkap atau salah dan simplifikasi. Kemampuan pada mahasiswa juga penyebab miskonsepsi
pada gaya belajar visual dan kinestetik, sedangkan intuisi yang salah menjadi salah satu penyebab
miskonsepsi pada gaya belajar auditorial dan kinestetik.