Main Article Content
Abstract
Indonesia adalah negara kepulauan yang penuh dengan budaya dan adat istiadat. Budaya
di Indonesia sangat beragam dan memiliki nilai-nilai karakter yang mulia, salah satunya
adalah tembang macapat. Tembang macapat adalah ciri khas budaya Indonesia yang
memiliki kedalaman nilai filosofis dan keindahan. Tembang macapat memiliki berbagai
fungsi antara lain sebagai pengiring pidato, piranti ucapan, representasi ekspresi rasa,
pengantar teka-teki, media dakwah, alat edukasi dan konseling, dll. Tembang Dhandanggula
adalah salah satu tembang macapat yang menggambarkan kehidupan manusia yang telah
mencapai tahap pembentukan sosial, kesejahteraan dan telah menikmati masa hidupnya.
Kata dhandang berarti gagak yang melambangkan kesedihan. Kata gula berarti gula
yang memiliki rasa manis sebagai simbol kebahagiaan atau kesukaan. Setiap keluarga
di masyarakat Jawa harus bisa melewati manis getir kehidupan rumah tangga yang
terkadang manis seperti gula atau pahit, seperti pil, sebagai obat untuk membuat mereka
lebih tangguh, dan responsif dalam segala kondisi dan situasi. Sehingga, semua muatan tersebut adalah sebagai nilai-nilai pendidikan. Nilai pendidikan tersebut sudah semestinya
diinternalisasikan ke dalam strategi pembelajaran afektif (attitude). Strategi pembelajaran
afektif tidak hanya ditujukan untuk mencapai pendidikan kognitif, tapi juga sikap dan
keterampilan seseorang. Kemampuan afektif adalah objek yang sulit diukur karena
berkaitan dengan kesadaran diri setiap orang.