Main Article Content

Abstract

Kisah hidup seorang Alan Turing sangat menginspirasi. Dengan segala ancaman yang
dia dapatkan, dia masih menjaga mimpinya. Mimpinya adalah ingin memecahkan sandi
Nazi untuk menghentikan perang dunia II. Homosexual dan introvertnya membawanya
ke situasi yang sulit. Kematian teman akrabnya Cristopher yang dia cintai membawanya
dalam kesedihan dan sifat individualnya menghalangi ambisinya karena diskriminasi
dari sekitarnya. Akhirnya dia berhasil memecahkan sandi dan menghentikan perang
dunia II. Bagaimanapun, Alan Turing mendapat ketidakadilan di akhir hidupnya. Alan
sebenarnya adalah pahlawan yang sesungguhya karena dia telah memenangkan perang.
Sayangnya, masyarakat Inggris tidak mengetahui pahlawan sesungguhnya karena
pihak pemerintahan menyembunyikannya. Alan Turing merasakan neurotik dan realitas
anxitas. Alan menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengurangi anxitasnya.
Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis dari Freud, khususnya anxitas dan
mekanisme pertahanan. Disamping itu, peneliti menggunakan teori film untuk membuat
pembaca lebih paham. Penelitian ini menjelaskan tentang bentuk, faktor anxitas dan
mekanisme pertahanan yang dialami oleh Alan Turing didalam film The Imitation Game.
Metode penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan melakukan pengkajian pustaka.
Sebagai hasil penelitian ini, Alan Turing menggunakan beberapa mekanisme pertahananuntuk mengurangi anxitasnya. Sayangnya dia tidak bisa menahan rasa sakitnya karena
hormonal terapi dan akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri.

Article Details

How to Cite
Jannah, M. M. . (2016). Anxiety and Defense Mechanism on Alan Turing in the Imitation Game Movie. Jurnal Penelitian Pendidikan, 8(1), 1210–1220. Retrieved from https://ejournal.stkippacitan.ac.id/ojs3/index.php/jpp/article/view/164