Main Article Content
Abstract
Bahasa Inggris merupakan aset intelektual yang harus dimiliki oleh segenap komponen bangsa, terutama para generasi penerus. Ruang dan waktu belajar bahasa Inggris yang utama adalah di sekolah. Bentuk pembelajaran harus dikemas sedemikian rupa, sehingga target yang diharapkan sesuai dengan ketetapan standard kompetensi.
Adalah sebuah paradigma paradox, ketika Bahasa Inggris dicanangkan dan diprogramkan sebagai bahasa nasional kedua di negeri ini. Pola pendidikan disetting berbasis internasional, tehnik penyampaian materi diberikan dalam bentuk bilingual, tetapi di sisi lain kondisi kemampuan siswa terhadap bahasa Inggris masih sangat jauh dari harapan.
Metode pembelajaran dalam bentuk simulasi tematis sangat membantu para siswa dalam penguasaan bahasa Inggris komunikatif.